sejak mengabdi menjadi guru madrasah.....aku benar-benar bersyukur bisa menyalurkan sedikit ilmuku kepada siswa-siswa di sekolah tempat aku mengajar. tapi aku jg merasa tidak enak meninggalkan anakku yang masih usia 4 bulan yang harus saya titipkan sama ibuku di rumah. aku merasa berat hati walaupun memang cuma 2 hari dalam satu minggu.
beberapa bulan aku lewati, aku terkadang sedikit tidak enak sama ibuku yang sudah sangat lelah dan kewalahannya mengurus bayi yang masih selalu ingin menyusu pada ibunya. saya selalu termenung, bagaimana cara mengganti kelelahan ibuku...
mengajar di sekolah tidak mampu untuk mengganti lelahnya ibuku, dan mungkin tidak akan cukup untuk apapun. karena ditempat sekolah aku mengajar tidak pernah merasa sekolah butuh guru tapi gurulah yang butuh sekolah. aku mengajar di madrasah itu dibayar Rp.3000,- untuk mengajar 60 menit, dengan transport tatap muka Rp5.000 sehari. sedangkan untuk menempuh perjalanan pulang pergi dari rumah ke madrasah membutuhkan ongkos Rp10.000,-, di sekolah karena aku masa menyusui kadang saya harus mengisi perut dulu sebelum pulang ke rumah supaya sampai di rumah langsung menyusui anakku.
waktu berlalu sampai aku mengajar 2 tahun di sekolah itu. aku bersyukur setelah 2 tahun mengabdi di madrasah itu, aku diajukan oleh ketua yayasan untuk memdapatkan bantuan tunjangan fungsional. tak lama kemudian tahun 2009 aku memperoleh tunjangan itu. jumlahnya lumayan tunjangan selama 8 bulan sebesar Rp2.000.000,- bulan kemudian ada lagi direkening sebesar Rp1.000.000,- untuk tunjangan 4 bulan. jadi aku mendapat tunjangan fungsional sebesar Rp.3.000.000,-dalam satu tahun. jumlah yang sangat besar aku terima tunjangan dari pemerintah yang sangat menggembirakan bagiku. uang itu diminta untuk menyumbang yayasan sebesar Rp.700.000,-, sebagian aku berikan kepada anak yatim piatu di kampungku, sebagian aku berikan kepada orang tuaku, sebagian aku belikan 18 buku modul matematika untuk siswa berprestasi peringkat 1-3.
ketika tahun 2010...aku berharap mendapat tunjangan fungsional lagi tapi mungkin bukan rezekiku....namaku dicoret dari data nama-nama penerima tunjangan fungsional dengan alasan dari mapenda cilegon kuota berkurang.... dari seluruh yang honor dimadrasah itu semua mendapatkan tunjangan fungsional, cuma diriku saja yang dicoret....sedih sekali saat itu....
ya allah...mudah2n ada rezeki lain yang mengalir di keluarga walaupun bukan lewat aku....
aku coba tanya langsung ke mapenda kenapa namaku di coret....?????
mereka menjawab karena berkurangnya kuota guru honor cilegon yang mendapatkan tunjangan fungsional, dan nama-nama yang memperoleh tunjangan fungsional diserahkan sepenuhnya kepada ketua yayasan atau kepala madrasah yang bersangkutan. saat mendapat penjelasan itu aku memang tak bisa untuk protes dan komentar apa-apa....
yang ada dipikiranku hanyalah....kenapa pemerintah di atas bukannya lebih meningkatkan kesejahteraan guru tapi yang ada kuota tunjangan fungsional dikurangi...???? kenapa begitu??? apakah negara sudah tidak mampu membayar tenaga pendidik, atau uang pajak atau pemasukan negara sedikit karena banyak orang korupsi....???
bagi yang mempunyai nasib sama denganku bersabar ya....
yang aku herankan lagi....untuk yayasan sekolahku....
giliran aku mendapat tunjangan fungsional, mereka langsung minta Rp700.000,-. menurutku itu besar sekali. saat aku tanya "kenapa besar sekali" dan kenapa tidak terserah kita yang memperoleh untuk memberi kepada yayasan"?... mereka menjawab itung2 uang bayaran guru yang mengabdi di sekolah ini. aneh????!
sekarang ketika aku tidak mendapatkan tunjangan fungsional....mana rasa kebersamaan atau hati nurani sebagai sesama manusia yang memiliki HAM untuk memperhatikan nasib gurunya. padahal yayasan meminta dari kurang lebih 15 orang yang dapat tunjangan fungsional sebesar Rp.200.000. alasannya akan diberikan kepada yang tidak mendapatkan TF. sampai hari ini yayasan tidak pernah rela memeperhatikan nasib gurunya....
madrasah yang bersifat agamis tapi untuk masalah duniawi ternyata mereka......
untuk suamiku, ibuku, anakku, terimakasih telah memberi support kepadaku untuk terus mengalirkan ilmu kepada mereka-mereka yang membutuhkan....
teramat bersyukur aku mempunyai suami yang selalu mendukung aku baik materil dan moril, terutamanya doa....
maafkan aku yang selelu berharap mendapat uang bulanan lebih dari suamiku demi transport aku ke madrasah...
terimakasih
baca selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar